Minggu, 17 Juni 2012
Sejarah Masjid Al-Muttaqin
ADA SEBELUM KEMERDEKAAN
Crew PRISMA mendapat misi khusus untuk menelusuri sejarah Masjid Al-Muttaqin, sebagai usaha Persatuan Remaja Masjid Al-Muttaqin, agar semangat yang berkobar dari para sesepuh dalam menegakkan Syari'at Islam di dusun Gatak dapat terjaga dan diteladani oleh para generasi penerus.
Sore bakda 'Asar yg begitu cerah di dusun gatak, ketika kami melangkah untuk sowan ke nara sumber, mBah Sumo Wiyono adalah Figur yang kami pandang mampu untuk membantu kami dalam melaksanakan misi khusus ini.
Dari sowan kami ke beliau, kami dapat menyampaikan sedikit sejarah masjid Al-Muttaqin, masih sangat sederhana dan terdapat banyak kekurangan dalam tulisan ini, namun semoga dapat bermanfaat untuk kita semua. Segala masukan, tambahan informasi sangat kami perlukan untuk validitas tulisan ini.
1. Periode Perintisan
Periode ini diawali dengan pendirian sebuah surau atau muslolla. akan tetapi dengan sangat terpaksa tidak dapat diketahui: kapan, siapa dan bagaimana proses terwujudnya, karena sudah terjadi sejak masa pra kemerdekaan Indonesia, mBah Sumo Wiyono yang notabene terlahir sekitar tahun 1920 saja telah mendapati kokohnya surau di dusun gatak ini, walaupun surau yang ada barulah berupa bangunan sederhana dari bilik bambu dan papan. Menempati tanah wakaf dari mBah Nayu (ayah dari mbah gumun, mbah gumun ibu dari bu tri hadiah) sebelah Timur dan wakaf dari mBah Joyo disebelah barat.
Bagaimana kegiatan Surau pada waktu itu...? (lanjut kami bertanya)
Surau pada zaman ini spt surau-surau yang lain digunakan sholat lima waktu tetapi belum digunakan untuk sholat Jum'at. Sholat Jum'at warga Gatak masih bergabung dengan Masjid-masjid yang ada di sekitarnya, ada yang di desa Ngadipuro Dukun, bahkan ada yang Jum'atan di Kauman Muntilan mengendarai Kuda kesayangannya.
2. Periode Pembangunan
Periode pembangunan Masjid ini timbul pada tahun 1940 an. Dipelopori oleh mBah Rono Rejo (bapak dr mbah suto, H bashir, mbah dul hadi, mbah H sholeh) dan mbah H. Punthuk (bapak dari mbah karto sudar, mbah harjo, mbah Parto d) dan dibantu oleh semua warga Dusun Gatak.
berbentuk Masjid dengan serambi dan tempat wudlu yang sudah terlihat megah dengan kolam yg luas. Dibuat permanen, walaupun pada waktu itu belum menggunakan semen, masih campuran antara pasir dan gamping, namun tidak mengurangi kemegahan dari masjid ini. Mendatangkan kayu jati dari Grabag untuk dijadikan soko guru, dengan didorong menggunakan gerobag didorong bersama2... menempuh perjalanan jauh. Dilengkapi pula dengan Bedug besar berdiameter 1,5 meter, Kentongan dan alat pengeras disaat mengumandangkan adzan dengan 2 corong besar yang dibawa langsung dari semarang oleh mbah H. Bashir.
Melaksanakan sholat 5 waktu dan sholat Jum'at di masjid ini. Menjadi pusat Sholat berjamaah Jum'at oleh warga sekitar dusun Gatak (dadapan dan berokan).
Periode ini terus berjalan diiringi dengan segala kegiatan keagamaan yang ada. Pada tahun 1980an jamaah menggunakan masjid ini untuk kajian rutin tadarus dan kajian Al-Qur'an yang diampu oleh Bapak Muhammad Badar.
3. Periode perbaikan dan pengembangan.
Periode ini dilaksanakan pada tahun 1990an, diawali dengan pemugaran serambi dan pemindahan tempat wudlu, dilanjut dengan pemugaran dinding masjid, pergantian genting dan pengeramikan lantai masjid serta pavingisasi halaman masjid.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar